LEMBAR DIALOG PER TOKOH - DRAMA 8B
NARATOR
"Di sebuah malam yang tenang, di sebuah rumah sederhana, anak-anak sudah berkumpul di ruang keluarga. Seperti biasa, mereka menunggu satu hal: cerita sebelum tidur dari mama."
"Dalam cerita mama, ada sekelompok anak yang nekat menjelajahi hutan ajaib. Mereka tidak tahu, kalau hari itu hidup mereka akan berubah."
"Saat mereka asyik berkeliling, tiba-tiba muncul sosok penguasa hutan ini..."
"Tapi ternyata, di balik pepohonan, ada penyihir lain yang mengawasi mereka... dan mulai usil dengan sihirnya."
"Saat mereka berjalan, Vina menyihir Dava."
"Tapi Vina iseng lagi... dan menyihir Dava sekali lagi."
CAHAYA (MAMA)
"Eh, anak-anak mama kok di sini?"
"Ya ampun, kalian ini ada-ada aja."
"Tentang... hutan ajaib."
"Sabar, Nak. Ini mau mama ceritakan."
"Jadi, kisah hutan ajaib berawal dari sekumpulan anak-anak yang menjelajahi sebuah hutan... hutan yang penuh sihir dan rahasia."
(VO) "Mereka pun tertidur dengan nyenyak, dan akhirnya pagi pun tiba."
(VO) "Saat mereka ke tempat permata itu disimpan..."
(VO) "Akhirnya, warisan orang tua mereka kembali ke tangan yang tepat."
(VO) "Mereka pun balik ke tempat mereka masing-masing... cerita pun selesai."
"Gimana... seru gak?"
"Siapa nih dari salah satu dari kalian yang bisa jelasin, apa pesan moral dari cerita ini?"
"Betul. Mama jadi bangga sama kalian."
BALQIS
"Seperti biasa, Ma. Kami kan menunggu mama untuk cerita."
"Pesan moral dari cerita ini, jangan segampang itu percaya dengan orang lain. Karena orang terdekat kita saja bisa berkhianat dengan kita."
"Seru banget, kan? Kalau seru, boleh dong tepuk tangan yang paling meriah!"
ICHA
"Betul tuh kata Balqis, Ma."
SAMANTHA
"Mama mau ceritakan tentang apa malam ini?"
"Seru banget sih, Ma."
"Betul tuh. Jadinya jangan segampang itu percaya sama orang."
"Kami dari..."
NAZARA
"Mama, hutan ajaib tuh gimana sih, Ma?"
"Oh, oke, Ma."
"Gimana nih, penonton? Menurut kalian penampilan anak kelas 8B?"
NAEL
"Kita ngapain sih ke sini?"
"Ayok lah, plis."
ANISA
"Gatahu..."
"Hallo, Bu..."
"Boleh bawa es gak sih?"
"Mana kami tahu."
"Kayaknya..."
"Ngapain kau videoin dari tadi?"
"Iya sih..."
"Oh, oke, Bu. Makasih udah bantu ngambil warisan orang tua mereka kembali."
LILO
"Jelajahi hutan, lah."
"Kamu gak apa-apa, Dava?"
"Halah, lebay kalian."
"Respect to Ghazi."
"Apa hukum dari penyalahgunaan sihir?"
STACEY
"Mending jelajahi mall dibanding hutan."
"Gas."
"Lah, mana kami tahu?"
"Sumpah, ih. Mau lah. Berapa harganya? Seribu bisa gak?"
"Gak mau. Panas."
"Huh... rasain tuh. Siapa suruh jadi pengkhianat."
"Sadar diri lah. Kau lebih banyak ngomong."
"Gak apa-apa. Mana tahu nanti viral."
"Makasih banyak, teman-teman. Semoga rezeki kalian lancar terus, deh."
DAVA
"Bener lagi."
"Lah... kok aku gak bisa gerak?"
"Ah, akhirnya bisa gerak juga aku..."
"Woi, jujur woi, siapa yang jahil ni?"
"Gak apa-apa kok, aman."
"Kau tanya pula aku..."
"Serius, Ghaz?"
"Yasih."
"Sama-sama."
ALIA
"Yakan, panas kali."
"Yok lah, lanjut jalan kita."
"Sabar, itu penyihir juga."
"Eh Bella, kenapa penyihir tadi itu gak sama kalian?"
"Dadaaa..."
BITA
"Yaudah lah, keliling, yok."
"Alah, pura-pura tu. Dah lah, gak usah akting."
"Boleh."
BINTANG
"Keliling. Emang gak boleh?"
"Kok penyihir yang tadi nyihir Dava itu gak sama kalian?"
"Satu harinya..."
"Iya, kami gak ingat jalan."
GHAZI
"Denger tuh kata Rachel, jangan berantem dulu napa."
"Yaudah."
"Yaudah lah, sehari nya."
"Yaudah, yok kita siap-siap, terus balik."
RACHEL
"Bisa stop gak berantemnya?"
"We, balik ajalah."
"Ah, kecil itu mah."
"Iya, Bu. Terima kasih."
GILANG
"Kau siapa, ngalangi jalan cowok ganteng?"
"Woi, cepet lah. Ngapain kalian di sana?"
"Halah, iri bilang bos."
"Siap. Kalau Ghazi bicara, ku hargai."
"Kau siapa?"
FRAISHA
"Akhirnya pagi."
KAWAN / ANAK (ROMBONGAN)
(Serempak) "Oke!"
REYVAL
"Emangnya bisa apa aja sih warisan itu, Bang Mesi?"
"Sekali aja."
"Eh, penyihir, boleh bantu kami untuk balik?"
MORTANA
"Selamat datang di hutan ajaib."
"Saya Mortana, ratu penyihir di sini."
"Kalau kalian butuh bantuan, panggil saja saya. Buatlah diri kalian senyaman mungkin di sini, dan anggap saja seperti rumah sendiri."
"Bella... kalau mereka macam-macam, tegur yang baik-baik dulu. Jaga mereka keliling hutan. Paham?"
"Vanesa Aurora Olivia..."
"Beraninya kamu gunakan sihirmu untuk hal yang jahat, apalagi pakai warisan orang tua mu sendiri."
"Cukup. Sihir bukan buat pamer, bukan buat pengkhianatan. Karena itu... kamu saya tarik semua kekuatan sihirmu."
"Sudah. Jangan diganggu dia. Mending kalian semua... segera balik."
BELLA
"Kalian ngapain ke sini?"
"Karena mereka termasuk yang rebut warisan ortu kami. Warisan orang tua kami itu diserahkan ke aku, Sabrina, sama Vanesa. Terus mereka marah, dan mereka punya rencana buat rebut lagi."
"Yaudah, yok istirahat."
"Sama seperti kata Bu Mortana, makasih karena kalian udah bantu kami tadi."
"Boleh kok."
"Coba cek permata peninggalan ortu kita."
"Lah... kok hilang permatanya?!"
"Bisa gawat kita nih, Sabrina..."
"Jangan bilang... kamu lagi yang ambil, Vanesa."
"Parah, parah... menyala, Queen..."
*(Kalimat sapaan "Hallo!" di awal bisa diucapkan bareng Sabrina, ada di bagian Sabrina.)*
SABRINA
"Boleh kok. Boleh banget, malahan."
"Itu penyihir, bukan dukun."
"Karena mereka pakai permata warisan itu buat kepentingan diri sendiri, dan buat hal yang jahat. Padahal warisan itu gak boleh dipakai untuk hal yang jahat."
"Iya, nih. Udah malam."
"Oke. Nyihir lah... Loh, kok sihirnya gak berfungsi?"
"Emang boleh?"
"Hah? Hilang?"
"Iya lah... kok di kamu?"
"Kok kamu tega sih?"
"Karena kalian udah bantu kami mengambil hak kami kembali, monster ini yang akan bantu kalian pulang."
"Amin."
*(Kalimat sapaan "Hallo!" di awal bisa diucapkan bareng Bella.)*
VANESA
"Idih, amit-amit. Eh, btw salken, aku Vanesa, seorang penyihir. Dan aku gak sendiri, ada Sabrina dan Bella."
"Mau gak kami ajak keliling hutan ajaib?"
"Heh, tolong ya... bedakan dukun sama penyihir."
"Kalau aku gimana?"
"Wah, ku kutuk jadi katak baru tahu."
"Kalian nyari ini?"
"Tuh, tahu."
"Emang kenapa? Gak suka? Kalian pintar, tapi masa gitu aja gak bisa mikir sih..."
"Aduh, sakit... lepasin lah!"
"Ibu..."
AGNES
"Akhirnya... kita bisa pegang permata ini."
"Monster, serang mereka!"
VINA
*(Tidak ada dialog lisan; hanya aksi menyihir Dava. Bisa ditambah tertawa/efek sendiri saat latihan kalau mau.)*
MONSTER
*(Tidak ada dialog di naskah final; fokus pada gerakan mengejar dan menangkap Vanesa. Kalau mau, bisa ditambahkan satu kalimat pendek seperti "Siap, Bu!" saat latihan.)*
GERRIN
"Kalian gak usah melawan. Gak denger apa kata Nyonya?"